Penulisan Daftar Pustaka Sesuai Dengan PUEBI

Share

Oleh: Ivan Lanin

 @ivanlanin  @ivanlanin

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) memberikan panduan penulisan daftar pustaka pada empat bagian yang terpisah sebagai berikut:

  1. Butir I.G.1 tentang Huruf Miring: Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.
  2. Butir III.A.3 tentang Tanda Titik: Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, tahun, judul tulisan (yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru), dan tempat terbit.
  3. Butir III.B.8 tentang Tanda Koma: Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
  4. Butir III.D.5 tentang Tanda Titik Dua: Tanda titik dua dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b) surah dan ayat dalam kitab suci, (c) judul dan anak judul suatu karangan, serta (d) nama kota dan penerbit dalam daftar pustaka.

Empat panduan pada PUEBI tersebut memberikan tujuh contoh penulisan daftar pustaka sebagai berikut:

  1. Pusat Bahasa. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Edisi Keempat (Cetakan Kedua). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  2. Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Peta Bahasa di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jakarta.
  3. Moeliono, Anton. 1989. Kembara Bahasa. Jakarta: Gramedia.
  4. Gunawan, Ilham. 1984. Kamus Politik Internasional. Jakarta: Restu Agung.
  5. Halim, Amran (Ed.) 1976. Politik Bahasa Nasional. Jilid 1. Jakarta: Pusat Bahasa.
  6. Tulalessy, D. dkk. 2005. Pengembangan Potensi Wisata Bahari di Wilayah Indonesia Timur. Ambon: Mutiara Beta.
  7. Dari Pemburu ke Terapeutik: Antologi Cerpen Nusantara Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta: Pusat Bahasa.Semua contoh tersebut, kecuali contoh nomor tujuh, memberikan pola penulisan daftar pustaka untuk buku seperti berikut:

Penulis. Tahun. Judul. Penerbit.

Pola ini bisa dirumuskan dengan akronim sikad (siapa penulisnya; kapan diterbitkan; apa judulnya; di mana dan oleh siapa diterbitkan). Pola ini dapat diuraikan sebagai berikut:

  1. Tiap bagian dipisahkan oleh tanda titik.
  2. Penulis individu ditulis dengan nama belakang ditulis lebih dahulu yang dipisahkan dengan tanda koma dengan nama depan. Penulis berupa institusi ditulis tanpa dibalik urutan namanya.
  3. Judul ditulis dengan huruf miring dengan kapitalisasi judul. Keterangan edisi atau jilid dipisahkan dengan tanda titik. Keterangan cetakan ditulis dalam tanda kurung.
  4. Informasi penerbit terdiri atas dua bagian, yaitu kota dan penerbit, yang dipisahkan dengan tanda titik dua.

PUEBI hanya memberikan contoh untuk penulisan daftar pustaka berupa buku. Lantas, bagaimana cara penulisan daftar pustaka yang baik dan benar dari sumber rujukan lain seperti artikel majalah atau tulisan di situs web? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita mesti mencari gaya penulisan yang mirip.

Ada banyak gaya penulisan daftar pustaka di dunia. Gaya penulisan yang terkenal antara lain APA (American Psychological Association), MLA (Modern Language Association), dan CMS (Chicago Manual of Style). Mari kita lihat penulisan menurut tiap gaya ini:

  • APA: Moeliono, A. (1989). Kembara Bahasa. Jakarta: Gramedia.
  • MLA: Moeliono, Anton. Kembara Bahasa. Gramedia, 1989.
  • CMS: Moeliono, Anton. 1989. Kembara Bahasa. Jakarta: Gramedia.

Ternyata, gaya penulisan daftar pustaka menurut CMS paling mirip dengan contoh penulisan pada PUEBI. Berdasarkan itu, kita dapat berikhtiar untuk menjadikan CMS sebagai rujukan penulisan daftar pustaka dari majalah, jurnal, situs web, dan lain-lain.

Rubrik ini dipersembahkan oleh:

You may also like...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *